Read Bud

Senin, 31 Oktober 2011

Gejig dan Biji




Hujan telah tiba, saatnya beraksi untuk menghijaukan bumi. Tidak usah susah-susah dengan menanam bibit, cukup dengan 'Gejig' dan Benih.

Apa itu gejig ? Gejig adalah istilah tradisional untuk alat bercocok tanam yang terbuat dari kayu dengan ujung runcing. Gunanya untuk menusuk tanah kemudian dimasukin biji yang nanti bisa tumbuh menjadi pohon.

Dengan gejig dan biji, kita tidak perlu mencari bibit pohon yang sudah tumbuh, kita juga tidak perlu repot. Cukup dengan biji satu kantung plastik dan kita berpetualang di daerah minus pohon, kita bisa segera melakukan aksi penghijauan.Tusuk tanah dan masukan biji. Lakukan sebanyak dan sesering mungkin, maka kita telah menginvestasikan penghijauan di tempat itu.

Mungkinkah tumbuh ?

Jangan dipikir mungkin tumbuh apa tidak, yang penting sebar dulu sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya. Ajak semua pramuka untuk melakukan, maka niscaya dari sekian banyak biji ini masa' tidak ada yang tumbuh?

Jika alam tanpa manusia saja bisa tumbuh dan menghijau, maka secara sederhana kita bisa menyimpulkan bahwa asal biji itu ditancapkan pada musim yang tepat (penghujan) maka selama itu ia akan bertumbuh. Dan nanti ketika musim kemarau datang ia sudah muncul diatas tanah dengan siap sedia menghadapi ganasnya alam. Yakinlah bahwa biji itu lebih siap menghadapi seleksi alam.

Gejig dan Biji, adalah solusi darurat dan nyata untuk melakukan penghijauan dari pada sekedar menanam bibit tapi setelah itu ditinggal dan tak dirawat, dimana ujung-ujungnya bibit ini pun mati.

Mumpung masih awal musim hujan, mari seluruh pramuka daki gunung-gunung gundul di tempatmu dengan membawa gejig dan biji. Dan sebarkan biji itu seluas-luasnya... tidak usah bawa gerobak atau truk untuk membawa bibit pohon, cukup dengan plastik kecil yang bisa kau masukkan dalam tas, kau berkesempatan menanam ratusan bahkan ribuan calon pohon dengan gampang.

Aksi nyata kita untuk alam lebih bermanfaat dari pada sekedar koar-koar dan seremonial penghijauan tapi ujung-ujungnya tidak wujud sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Kita Lestarikan Budaya Daerah